Demi Keamanan! Orang Amerika Tidak Mau Pakai TikTok

hostara, Jakarta – Aplikasi penyedia video singkat asal China, TikTok telah menerima tekanan terus-menerus karena dianggap oleh orang Amerika sebagai ancaman keamanan nasional.

Dilansir Hostara dari Engadget, surevi Pew Research Center menyebutkan bahwa 59% orang dewasa di Amerika melihat TikTok sebagai bahaya atau ancaman, meskipun persepsi ini bervariasi berdasarkan apakah seseorang menggunakan layanan tersebut atau tidak.

Sedangkan, hanya 9% pengguna TikTok di amerika yang melihat jejaring sosial ini sebagai ancaman besar, sementara itu 36 persen lainnya sebagai non-pengguna juga menganggap aplikasi ini sebagai ancaman.

Secara keseluruhan, sebanyak 42 persen pengguna melihat aplikasi ini sebagai bagian dari segala jenis resiko yang dikhawatirkan oleh 65 persen orang yang tidak menggunakan TikTok.

BACA JUGA:

Tidak mengherankan jika usia pengguna menjadi dasar yang penting dalam membuat persepsi mengenai TikTok. Hanya 49% pengguna di bawah 30 tahun melihat TikTok sebagai ancaman, dengan sebagian 13% menganggapnya sebagai ancaman utama.

Sedangkan, sekitar 65 persen dari orang yang berusia di atas 65 tahun merasa kurang yakin dengan TikTok, dan 46 persen dari kelompok usia ini melihatnya sebagai sebuah ancaman kritis.

Sementara itu, politik juga menjadi faktor persepsi masyarakat dengan 76% kaum konservatif prihatin dengan aplikasi dan 49% kaum liberal sentimen terhadap aplikasi asal China ini.

Studio mengenai persepsi masyarakat AS terhadap TikTok ini diambil tepat ketika wilayah Montana memberlakukan undang-undang yang melarang aplikasi ini di negara bagian itu, dan setelah politisi dari kedua partai besar AS menyerukan larangan nasional.

TikTok juga dilarang di sebagian besar perangkat federal dengan alasan keamanan. Para pejabat khawatir ByteDance perusahaan induk platform ini mungkin memberikan data pengguna asal Amerika kepada pemerintah China atau memengaruhi algoritma untuk menyebarkan propaganda pro-China.

BACA JUGA:

TikTok berulang kali membantah pengaruh pemerintah China, dan telah mengambil sejumlah langkah untuk meyakinkan para politisi Amerika.

Media sosial ini juga menyimpan data Amerika di China dan menawarkan transparansi ke dalam pusat datanya, lalu memecat staf yang mengakses data sensitif secara ilegal.